Selasa, 11 Agustus 2015

Teropong IPTEK : Lampu Lalu Lintas.


 
Tin...tin....tiiiiiiin......!!!
Ckiiiiiiiiit....... Brakkkk!!!

Yap, suara-suara seperti itulah yang bakal kamu dengar saat melintas di persimpangan jika nggak ada traffic light. Makanya, kalau kamu lagi nggak beruntung kena lampu merah berturut-turut, sabar aja. Jangan diterobos ya. Tanpa kamu sadari, traffic light menjadi penemuan paling bermanfaat dan memiliki kontribusi cukup besar bagi hidup kita.

Kita patut berterima kasih dulu kepada Lester Farnsworth Wire. Nggak mungkin dong kita selalu mengandalkan polisi buat mengatur lalu lintas. Gimana mau maju kalau kesadaran tertib berlalu lintas nggak bisa mandiri? Nah, biar kamu makin kenal dan sayang dengan traffic light, yuk simak dulu cara kerjanya!
Sistem pada traffic light sebenarnyabekerja otomatis untuk menentukan durasi lampu berkat adanya kamera berbasis microcontroller. Kamera itu akan memantau kepadatan lalu lintas yang hasilnya diolah PC. Kemudian, PC menentukan presentase kepadatan dan durasi lampu hijau untuk suatu jalur. Lalu, kamera microcontroller menyalakan traffic light secara default control atau searah jarum jam. Tapi, kalau koneksi dengan PC terganggu, lampu hijau otomatis menyala selama enam detik.

Oh ya, ada juga sistem pengontrolan yang efektif dan efisien. Yakni, sistem pLC yang dipakai pada lintasan kereta api. Dengan sistem tersebut, tingkat kecelakaan makin diperkecil lho. Sebab, pLC nggak memedulikan perhitungan waktu, tapi mendahulukan jalur yang harus ditutup demi keselamatan. Nggak peduli buat berapa lama. Nah, sekarang kamu tahu bahwa pintu lintasan kereta api nggak dibuka tutup secara manual oleh petugas.

Eits, ada satu sistem lagi nih yang perlu kamu tahu. Namanya Logika Fuzzy atau sistem pengendalian traffic light temuan Indonesia. Sebenarnya sih Logika Fuzzy nggak jauh beda sama sistem kamera microcontroller. Sistem itu juga menentukan durasi lampu berdasar volume kendaraan yang antre di sebuah persimpangan. Berdasar hasil pengujian, sistem Logika Fuzzy mampu menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,4 persen dengan panjang antrean 56,2 persen jika dibandingkan dengan sistem traffic light konvensional.

Well, at end, sistem pengendalian traffic light bisa dibilang teratur kalau lampu-lampu lalu lintas terpasang dengan baik dan bisa menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas. Keadaan seperti itu biasanya disebut actuated controller yang diaplikasikan pada kebanyakan traffic light, yaitu ATCS (automatic traffic light control system). Umumnya traffic light dioperasikan dengan tenaga listrik. Namun, dengan makin majunya dunia teknologi, sekarang ada traffic light yang memanfaatkan tenaga surya. Awesome!


KENAPA WARNA INI?


Kok warna traffic light merah, kuning, dan hijau ya? Apa disamain warna pelangi? Pasti banyak yang penasaran deh. Ha ha ha. Sebenarnya sih... Nggak ada hubungannya sama sekali kok. Tiga warna itu dipilih dengan saksama. Yuk simak penjelasannya!


MERAH

Waktu itu warna merah dipilih sebagai tanda yang mengharuskan pengendara berhenti. Sebab, warna tersebut melambangkan darah dan sejak lama dipakai sebagai penanda bahaya. Yap, biar pengendara bisa membayangkan akibat fatal dari mengabaikan traffic light. Ingat, bukan cuma kamu yang dirugikan lho. Banyak pengendara lain yang jadi korban karena ketidakpatuhanmu. Selain itu, warna merah dapat memberikan kontra terhadap mata saat melihat traffic light. Tenang, hal itu nggak bikin mata sakit kok. Kalau warna yang dipilih putih, pengendara bisa silau. Warna merah juga mampu memberikan sinyal perhatian lebih kuat terhadap yang melihatnya ketimbang warna lain. Warna tersebut tetap terlihat meski cuaca hujan deras dan berkabut.(sumber foto: clker.com)


KUNING

Warna kuning ini awalnya digunakan untuk traffic light khusus rute kereta api, guys. Warna-warna dalam traffic light itu adalah merah, hijau, dan putih. Nah karena warna putih dianggap kurang sehat untuk mata, akhirnya warna tersebut diganti dengan kuning. Maknanya pun berubah.
Warna putih yang semula menandakan kereta api harus berjalan lantas memiliki arti hati-hati setelah diganti menjadi warna kuning. Setelah itu, ternyata warna kuning nggak bikin para masinis mengernyitkan mata saat melihatnya seperti saat mereka melihat warna putih. Warna kuning juga ternyata lebih mudah dilihat saat malam, bahkan lebih mudah daripada warna merah dan hijau.(sumber foto: jamsidedown.com)

HIJAU

Awalnya, warna hijau nggak menandakan pengendara boleh melaju loh. Warna itu hanya menyuruh pengendara berhati-hati. Begitu juga fungsi lampu kuning saat ini. Tapi, akhirnya pengendara boleh melaju saat traffic light menyala hijau. Sebab, lampu tersebut dianggap bisa menimbulkan perasaan tenang sehingga pengendara melaju dengan rileks dan konsentrasi penuh. Warna hijau juga melambangkan harmoni dan kesegaran. Jadi, warna tersebut mampu membuat orang yang melihat sangat peduli terhadap keselamatan mereka sendiri maupun orang lain. Warna hijau juga dipilih untuk menuntun para pejalan kaki tertib saat menyeberang lintasan.(sumber foto: whiteknightservices.net)



TAHUKAH KAMU?

- Dulu, traffic light menggunakan lampu berbentuk bola pijar dengan daya 175-220 watt. Dalam satu hari, satu traffic light memerlukan 15 kWh dan satu perempatan butuh 60 kWh. Bayangkan jika ini digunakan di kota-kota besar. Karena itu, sekarang lampu yang digunakan adalah LED berkapasitas hanya 10 watt yang bisa menghemat daya hingga 60 persen.

- Dari ketiga warna lampu pada traffic light, adaya listrik terbesar digunakan lampu berwarna merah. Lampu warna merah itu menggunakan hampir 85 % dari total listrik yang digunakan sebuah traffic light.

- Sebelum mobil diciptakan, traffic light lebih dulu ada. Tepatnya pada tahun 1868. Saat itu, traffic light digunakan untuk memperingatkan para pejalan kaki dan kereta di Inggris. Traffic light tersebut masih menggunakan lentera dengan gas sebagai sumber pembangkit.

- Untuk mempermudah pada penderita buta warna membaca traffic light, beberapa negara melakukan inovasi warna dan penambahan lambang. Misalnya, menggunakan warna jingga untuk menggantikan merah, oranye untuk kuning, dan mencampurkan warna biru pada lampu hijau.


Menarik Karena Unik....

Menunggu traffic light berubah warna emang membosankan. Tapi hal itu nggak terjadi di traffic light persimpangan Jalan Lisbon, Portugal. Sebab, para pejalan kaki bisa melihat atraksi dance yang ditampilkan saat lampu berwarna merah. Namanya adalah dance traffic light. Atraksi itu dilakukan secara live loh di sebuah bilik yang nggak jauh dari lampu tersebut. Dalam bilik tersebut, orang bisa menari apa aja. Sambil menunggu, goyang dulu yuk!(foto:unzestedesophie.com)



Pada salah satu traffic light di Wina, Austria, lampu merah berpola pasangan gay loh. Sebab, lampu itu merupakan salah satu bentuk kampanye pemerintah setempat terhadap pasangan sesama jenis. Selain itu, lampu tersebut diluncurkan dalam rangka Eurovision Song Contest saat Wina menjadi tuan rumah. Intinya sih, pemerintah ingin menyatakan bahwa negara mereka welcome terhadap penonton Eurovision dari berbagai latar belakang.(foto: rt.com)



Pemerintah Indonesia kayaknya harus meniru traffic light di Jerman ini. Para pejalan kaki di Hildesheim, Jerman, bisa main pingpong yang diletakkan pada tiang traffic light. Sambil menunggu, mereka bisa main dulu dengan pejalan kaki di seberang jalan. Desain mainan itu dibuat Sandro Engel dan Amelie Kunzler. Mainan itu disematkan dalam sebuah alat yang diberi nama ActiWait.(foto: lifebuzz.com)




LAMPU LALU LINTAS, DARI MASA KE MASA...

1912. Lester Farnsworth Wire Traffic Light.

Pada 1912, Lester Wire dari Salt Lake City, USA, membuat lampu lalu lintas listrik yang menggunakan lampu warna merah dan hijau. Traffic light waktu itu sudah berbentuk persegi panjang. Namun, karena sistem kerjanya masih manual dan rangkaian listriknya rumit, bentuknya cukup besar dan bahkan disebut-sebut menyerupai rumah-rumahan untuk burung.(sumber foto: inspirationonline.com)








1914. James Hoge Traffic Light.

Pada 5 Agustus 1914, American Traffic Signal Company memasang sistem lampu sinyal di dua sudut jalan di Ohio. Lampu sinyal itu terdiri atas warna merah dan hijau serta sebuah bel listrik untuk memperingatkan adanya perubahan lampu. Lampu tersebut didesain James Hoge, serta dikontrol manual oleh seorang polisi dan pemadam kebakaran, jika terjadi keadaan darurat. Selain memakai listrik, lampu itu menampilkan kata-kata stop dan move.(foto: step2loveblog.com)









1920. William Potts Traffic Light.

 Lampu kuning ditambahkan pada tahun 1920 oleh William Potts, polisi Detroit. Dia benar-benar menemukan sistem lampu lalu lintas, termasuk cara menggantung empat sistem. Semua hasil temuan itu tidak dipatenkan.(sumber foto: socialstudiesforkids.com)













1923. Garrett Morgan Traffic Light.

Garrett Augustus Morgan berusaha membuat traffic light yang lebih efektif dan aman. Menurutnya, sinyal stop and go punya kelemahan besar. Dia pun menciptakan traffic light berbentuk huruf T dengan tiga lampu. Yaitu, warna merah sebagai sinyal stop, hijau (go), dan kuning (stop). Lampu kuning memberikan jeda waktu untuk mulai berjalan atau berhenti dan memberikan kesempatan untuk berhenti dan berjalan perlahan. Lampu itu dipatenkan dan diproduksi pada 1923.(foto: imagecompaniesenterprises.com)


 





Menyala Hingga 28 Tahun....


(metro.co.uk)

Kalau melihat lampu traffic light berwarna merah, pasti kamu berhenti dong. Tapi, kamu mau sampai kapan berhenti kalau nyala mapu itu berwarna merah selama 28 tahun?! Yap, itulah yang terjadi pada salah satu traffic light di Dresden, Jerman, tepatnya di sebelah selatan Sungai Elbe.

Traffic light tersebut berada di persimpangan yang menghubungkan daerah pusat Dresden dengan Gerokstraße. Bukannya rusak, traffic light itu sengaja dibiarkan menyala merah sejak 1987 akibat rancunya peraturan lalu lintas setempat. Jadi, selain traffic light tersebut, ada tanda panah berwarna hijau yang menunjuk ke arah kanan dan tercetak di papan hitam.
Menurut pasal 37 ayat 2 peraturan transportasi setempat, ketika melihat lampu merah, pengendara harus berhenti. Tapi, menurut peraturan lain nomor 27 ayat 37, pengendara boleh melanjutkan perjalanan dengan berbelok kanan jika melihat tanda panah hijau di atas papan hitam itu. Makanya, pengendara jadi nggak perlu menunggu traffic light berubah menjadi hijau.


Nah, karena udah menyala hampir 28 tahun, bayangkan saja berapa total biaya yang digunakan untuk pengoperasiannya. Menurut, 4029.TV.com, lampu tersebut diperkirakan menghabiskan biaya perawatan sebesar EUR 5.500 (sekitar Rp 81 juta) per tahun. Jadi, pemerintah Dresden telah mengeluarkan biaya EUR 154.000 (sekitar Rp 2,2 miliar) untuk 28 tahun. Ada-ada saja ya...




SUMBER : Jawa Pos, 21 Juli 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar