Sabtu, 05 September 2015

SOCCERIOR: Saga Transfer De Gea; Perempuan yang Mengubah Sepak Bola...



(dailystar.co.uk)

Tragis nian nasib kiper Manchester United David De Gea. Sesuatu yang di idam-idamkan sejak lama, membela Real Madrid, batal pada detik-detik akhir. Yang lebih parah, hal itu disebabkan dokumen transfer yang dikirim United tidak bisa dibaca di komputer Real Madrid. Konyol!

Sejak awal, rencana kepindahan kiper berusia 24 tahun itu memang "ditakdirkan" untuk menjadi buah bibir. Alasan profesionalisme, gaji, peluang juara, maupun posisi utama di timnas bukan motivasi utama. De Gea ingin meninggalkan Manchester lebih karena alasan personal.
Seorang Louis van Gaal, yang dikenal pelit omong, tanpa tedeng aling-aling menyatakan De Gea ingin pulang ke Madrid karena urusan perempuan. Si perempuan itu adalah Edurne Garcia Almagro, penyanyi jelita Spanyol, kekasih sang portere.
Sejak awal tahun lalu, sebenarnya Edurne menjadi musuh bersama fans Setan Merah karena komentar-komentar miringnya. Saat lolos dalam suatu kontes, perempuan 29 tahun itu menyatakan keinginannya didampingi De Gea. Meski, sang kekasih pada saat yang bersamaan harus membela United dalam laga penting. Dia juga menyatakan tidak akan pernah kerasan tinggal di Manchester.

Sebelum De Gea-Edurne, banyak kisah serupa. Andriy Shevchenko pada 2006 meninggalkan AC Milan untuk bergabung dengan Chelsea. Sang istri, Kristen Pazik, ingin anaknya berbicara bahasa Inggris seperti halnya dirinya yang berasal dari Amerika Serikat.
Pesepak bola paling keren dalam sejarah, David Beckam, bergabung dengan LA Galaxy pada 2007 salah satunya juga karena dorongan sang istri, Victoria. Penting bagi mantan personel Spice Girls itu untuk pernah menjadi warga Hollywood.

Berbicara pengaruh ke dalam sepak bola, Edurne bisa jadi akan mengalahkan Pazik maupun Victoria. Dengan alasan tidak loyal, bisa jadi De Gea akan digantung Si Tulip Besi-julukan untuk Van Gaal- sampai akhir musim nanti. Padahal, Sergio Romero tidak setangguh De Gea. Dipermalukannya United 1-2 oleh Swansea City menjadi salah satu bukti.
"Korban" selanjutnya adalah timnas Spanyol. Mustahil bagi pelatih tim Matador Vicente del Bosque untuk menjadikan De Gea sebagai pilihan utama apabila tidak bermain di klub. Padahal, secara skill, De Gea adalah yang terbaik untuk menjadi pilihan utama dalam Piala Eropa tahun depan.

Kalau sudah begitu, bisa saja kelak Chelsea, Arsenal, atau Manchester City mengucapkan terima kasih untuk Edurne. Demikian pula timnas Jerman, Belanda, atau Italia.


SUMBER : Jawa Pos, 3 September 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar