Sabtu, 23 Januari 2016

CINEMOVIES: The Finest Hours; Kisah Penyelamatan Legendaris di Tengah Badai...

RATING: 7,6 (IMDB).
(gbr: screenrant.com)

TRAILER-NYA:







Terinspirasi dari peristiwa nyata, The Finest Hours (2016), mengangkat aksi heroik di laut yang mulai terlupakan setelah 60 tahun. Pada Februari 1952, badai Nor'easter, suatu badai musim dingin berkekuatan tinggi, menerjang lepas pantai Chatam, Massachussets, AS. Peristiwa itu mengakibatkan turunnya musim salju dan bertiupnya angin badai.
Di tengah badai, awak kapal dari dua tanker minyak, Pendleton SS dan Fort Mercer SS, terjebak dalam kapal yang rusak parah. Bahkan, Pendleton SS terbelah dua dan 30 orang terjebak di bagian belakang kapal. Keadaan sangat mencekam, ditambah dengan jarak pandang yang terbatas dan tingginya gelombang laut.
Kepala teknisi SS Pendleton Raymond Sybert (Casey Affleck) mati-matian berusaha menjaga kapal tetap terapung. Sementara itu, Sersan Mayor Daniel Cluff (Eric Bana) memerintah Bernie Webber (Chris Pine) untuk menyelamatkan seluruh awak yang terdampar dan mengevakuasinya ke sekoci.

Produser film garapan Walt Disney Pictures tersebut, James Whitaker, memiliki konsep yang luar biasa terhadap segala detail unsur film. Mulai alur cerita, pemilihan aktor, hingga properti berupa replika kapal tanker SS Pendleton dan SS Fort Mercer, semua dibentuk semirip-miripnya dengan kondisi asli saat itu. Agar mencapai kemiripan sempurna, Whitaker memanfaatkan aplikasi Google Earth untuk melihat kondisi Samudera Atlantik. Melalui Google Earth, mereka menemukan kapal USS Salem asal Boston, AS. Sebagian proses syuting pun dilakukan di kapal tersebut.
"Kapal USS Salem tak mampu stabil karena terbuat dari baja sehingga sangat menyulitkan proses syuting. Untungnya, film tampak lebih nyata," ujar Whitaker dilansir dari Screen Rant. Totalitas tak hanya ditunjukkan sang produser. Para aktor pun menghadapi tantangan selama proses syuting.
Menurut pemeran Bernie Webber, Chris Pine, kondisi cuaca dingin yang ekstrem adalah tantangan terberat. Namun, Pine rela terkena deburan ombak dan tak mengganti pakaian selama 12-15 jam setiap hari demi mengambil gambar yang bagus.

Beralih dari Kapten Kirk dalam Star Trek menjadi kapten SS Pendleton Bernie Webber, Pine mempelajari karakter Webber. Dia tak sempat bertemu dengan Webber karena Webber tiada sejak 2009. Pine mempelajari karakter Webber melalui berbagai artikel, rekaman video, dan cerita-cerita dari putri Webber.
Selain itu, Ben Foster, aktor film aksi Lone Survivor (2013), merasa bahwa The Finest Hours adalah film tersulitnya. "Aku lebih baik naik turun gunung ketimbang diterjang ombak dan terjebak di tengah laut," kata Foster kepada Collider. Foster bahkan membawa waterproof speaker untuk tetap menghiburnya di sela-sela syuting dengan lagu 70-an dan 80-an. The Finest Hours direncanakan tayang pada 29 Januari 2016.



DATA FILM:

Sutradara: Craig Gillespie.
Produser: Dorothy Aufiero, Douglas C. Merrifield, James Whitaker.
Penulis: Scott Silver, Paul Tamasy, Eric Johnson.
Adaptasi dari buku: The Finest Hours oleh Michael J.Tougias dan Casey Sherman.
Pemeran: Chris Pine, Holliday Grainger, Casey Affleck, Ben Foster, Eric Bana.
Musik: Carter Burwell.
Sinematografi: Javier Aguirresarobe.
Durasi: 117 menit.
Rilis: 29 Januari 2016 (Indonesia dan AS).
Produksi: Walt Disney Pictures, Whitaker Entertainment.



SUMBER: Jawa Pos, 22 Januari 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar