Rabu, 06 Januari 2016

Teropong IPTEK: Cara Kerja Perangkat Virtual Reality.




(gbr: youtube.com)


Untuk menikmati Virtual Reality (VR), kita butuh perangkat yang disebut VR headset. Ada apa aja sih di dalamnya? Bagaimana cara kerjanya?

(gbr: technologyreview.com; editing: Rio N.R)

1. Display/HD Display.

Monitor untuk menampilkan proyeksi gambar 3D. Di perangkat Samsung VR Gear dan Google Cardboard, monitor yang digunakan adalah smartphone dengan aplikasi penunjang VR. Sementara itu, Oculus Rift, menggunakan layar HD dengan sudut 100 derajat.

2. Cover.

Penutup display. Di dalamnya terdapat sensor tracking seperti head tracking, motion tracking, dan eye tracking. Jika display perangkat dalam keadaan terpisah, cover ini tidak diperlukan.

3. Spons/Foam Padding.

Bantalan untuk kepala agar dalam penggunaannya tidak cepat merasa pusing.

4. Lensa/Lenses.

Berupa lensa khusus yang sifatnya bikonveks atau cembung-cembung. Lensa akan memfokuskan dan membentuk gambar. Lalu, dibuat view 3D dengan memposisikan dua gambar sama seperti saat mata kita menangkap cahaya atau pemandangan.

5. Dial.

Pengatur jarak penglihatan dari visualisasi 3D dan VR.

6. Papan Sirkuit/Circuit Board.

Pada Oculus Rift, motherboard-nya berisi ARM processor dan chip pengontrol LED. Rift juga dilengkapi Adjacent Reality Tracker, dengan fitur magnetometer, gyroscope dan accelerometer.



Cara Kerja VR.

VR headset merupakan perangkat head mounted display dengan bentuk seperti goggle. Nah, ide sesungguhnya dari VR headset adalah menyatukan cara pandang kedua bola mata yang berbeda. Lewat dua layar di dalamnya, VR headset menghasilkan sensasi tiga dimensi. Seolah dunia dan objek virtual di game/video sungguh ada di hadapan siapa pun yang memakai VR headset itu.
Caranya, visualisasi 3D dari video ataupun game tersambung ke VR headset melalui kabel HDMI. Dengan software VREAM, gambar tersebut diproyeksikan melalui lensa khusus menjadi gambar stereoskopik dengan kelengkungan mirip penglihatan manusia. Lalu, otak kita secara otomatis akan terbiasa dengan visualisasi tersebut sehingga terasa nyata.


Efek Samping.

Setelah 20 menit menggunakan VR headset, kalian akan merasa pusing dan mual. Hal itu disebut dengan virtual reality sickness. Penyebabnya adalah perbedaan persepsi secara visual dan gerak tubuh. Maksudnya, respons tubuh agak nggak sesuai dengan keadaan yang dilihat mata. Jadi, disarankan untuk nggak banyak gerak saat memakai VR headset.




SUMBER: Jawa Pos, 3 Januari 2016.

3 komentar:

  1. Saya begitu menyukai artikel yang disajikan dalam blog ini,
    Semoga sukses terus memberikan informasi bermanfaat utk semua orang.

    BalasHapus