Selasa, 31 Mei 2016

SOCCERIOR: Spesial EURO 2016; Menguji Revisi Peraturan Pertandingan...

EURO 2016 tidak hanya menghadirkan teknologi baru. Peraturan pertandingan atau laws of the game pun baru. Aturan tersebut diaplikasikan per 1 Juni.
____________________________________________________________________________________________________________

Uji Coba: Harry Kane dan Hakan Balta memperebutkan bola dalam laga yang berlangsung di Stadion Etihad, Manchester, Minggu (22/5). Aturan triple punishment di uji cobakan dalam laga tersebut.(sumber gbr: dailymail.co.uk)

Triple punishment. Itulah hukuman yang harus dihindari pemain di lapangan hijau. Triple punishment atau tiga hukuman secara berturut-turut tidak hanya merugikan pemain yang bersangkutan, tetapi juga tim yang dibela.
Contoh ganjaran triple punishment adalah pemain yang melakukan pelanggaran keras terhadap pemain lawan di kotak penalti tidak sekadar menerima kartu merah. Namun, dia juga harus absen pada laga berikutnya. Plus, pemain lawan sebagai korban pelanggaran akan memperoleh hadiah penalti.

Nah, IFAB atau International Football Association Board menilai bahwa sanksi triple punishment itu terlalu berat. Karena itulah, otoritas yang membuat aturan sepak bola itu merevisi sanksi triple punishment tersebut. Jika ada pemain yang melakukan pelanggaran di kotak penalti, dia cukup menerima kartu kuning. Bukan kartu merah langsung. Meski, pelanggaran itu dikategorikan sebagai tindakan menghalangi lawan yang berpeluang mencetak gol.
Namun, wasit harus cermat melihat model pelanggaran tersebut. Bila si pemain menghentikan lawannya dengan cara tidak sportif, wasit berhak langsung memberikan kartu merah. Pelanggaran yang tidak sportif, misalnya, menyentuh bola, menarik pemain lawan saat dalam posisi pasif, dan pelanggaran yang menjurus kasar. Untuk kasus semacam itu, sanksi triple punishment tetap diterapkan.
Uji coba revisi triple punishment tersebut dilakukan saat Inggris melawan Turki pada Minggu (22/5). Saat itu Mehmet Topal melanggar Jamie Vardy di kotak terlarang. Tetapi, gelandang timnas Turki itu hanya menerima kartu kuning. Inggris juga mendapat hadiah tendangan penalti yang saat itu gagal dikonversikan menjadi gol oleh Harry Kane.

Direktur Teknik IFAB David Elleray menyatakan, selama ini triple punishment kerap memancing kontroversi. "Karena itulah, dengan aturan baru ini, kami bisa menjelaskan apa yang mesti dilakukan wasit, pemain, ofisial, ataupun fans jika berhadapan dengan masalah seperti itu di lapangan," papar Elleray kepada BBC. "Yang jelas, peraturan ini dibuat demi mengurangi kontroversi," lanjutnya.
Total, ada 95 aturan yang berubah setelah IFAB melakukan studi selama 18 bulan. Tidak semua perubahan itu bisa diaplikasikan di Euro 2016. Termasuk penghapusan hukuman bagi pelanggar triple punishment. Praktis, maksimal hanya akan ada 17 peraturan baru yang dapat diterapkan.

Pengurangan sanksi bagi pelanggar triple punishment merupakan perubahan paling signifikan. Hal itu disampaikan mantan wasit elit FIFA asal Inggris, Howard Webb. Menurut Webb, tidak semua pemain bertahan itu bisa dinyatakan bersalah jika menghentikan lawan. Sekalipun, lawannya berpeluang mencetak gol. "Yang terpenting, pemain bertahan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan aturan," tegas wasit final Piala Dunia 2010 tersebut.
Webb mengungkapkan, revisi peraturan perubahan itu membuat pertandingan seperti kembali pada era 80-an. Ketika itu triple punishment hanya berupa pemberian sanksi kartu kuning dan hadiah tendangan bebas bagi tim yang salah seorang pemainnya dilanggar.
Agar tidak menimbulkan kontroversi, Webb meminta perubahan-perubahan itu dipahami korps baju hitam yang bertugas di Euro nanti. "Sebab, semua itu bakal lebih rumit. Wasit harus berpikir keras sepersekian detik sebelum mengeluarkan keputusan," tandasnya.


MATANGKAN REGULASI PENALTY-GOAL.

Tidak Sportif: Aksi Suarez (empat dari kiri) yang menahan laju bola sundulan Adiyiah (kanan) dengan kedua tangannya di Piala Dunia 2010 lalu.(sumber gbr: telegraph.co.uk)

Kalau saja Luis Suarez tak menahan bola sundulan Dominic Adiyiah, Ghana bakal mengukir sejarah. Mereka bisa menjadi negara Afrika pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia. Sebab, kalau Suarez tak menahan laju bola dengan tangannya, Ghana bakal menang dengan skor 2-1.
Kesempatan untuk lolos semifinal Piala Dunia 2010 sebetulnya sudah diberikan wasit. Ghana kemudian mendapat hadiah penalti. Sayang, Asamoah Gyan yang ditunjuk sebagai eksekutor gagal menjalankan tugas. Skor tetap 1-1 dan Ghana akhirnya terseingkir setelah kalah adu penalti 2-4 dari Uruguay.
Berkaca dari kasus tersebut, Menteri Olahraga Ghana Akua Sena Dansua mendesak perubahan aturan pertandingan. Dia meminta hukuman yang lebih fair jika ada pelanggaran yang disengaja terhadap tim yang punya peluang mencetak gol.

Enam tahun berlalu, kini seruan Dansua mulai digodok IFAB sebagai regulator sepak bola dunia. Aturan baru itu dinamakan penalty-goal. Nanti, untuk kasus seperti Suarez tersebut, bola langsung disahkan wasit menjadi gol. Tidak perlu melalui eksekusi penalti lebih dahulu. Dengan demikian, potensi tudingan tim yang dirugikan karena merasa dirampok akibat kegagalan melakukan penalti bakal diantisipasi.

IFAB juga bakal memberikan definisi secara langsung mengenai posisi tangan yang dianggap benar-benar melakukan handball maupun jarak antara bola dan lawan. "Yang jelas, ini bakal membahas handball secara utuh," kata Direktur Teknik IFAB sekaligus mantan wasit Premier League David Elleray seperti dilansir dari Times. Aturan tersebut mulai dibahas lebih serius pasca pelaksanaan Euro 2016.



PERATURAN-PERATURAN BARU DI EURO 2016.

Revisi peraturan pertandingan diharapkan bisa membuat laga di Euro 2016 nanti lebih fair dan menarik. Berikut peraturan-peraturan baru tersebut:

1. PASAL 1 | LAPANGAN PERTANDINGAN.

- Tentang logo pada lapangan pertandingan.
Sebelumnya: Dilarang.
Sekarang: Diperbolehkan.

- Tentang campuran antara rumput asli atau artifisial pada lapangan.
Sebelumnya: Dilarang.
Sekarang: Diperbolehkan.

2. PASAL 3 | PEMAIN.

Ayat 1: Jika pemain pengganti, pemain yang diusir, maupun ofisial pertandingan mengintervensi jalannya laga sehingga terpaksa dihentikan, tim yang dalam posisi menyerang bisa mendapatkan direct free kick atau penalti. (sebelumnya indirect free kick atau drop ball).

Ayat 2: Jika pemain pengganti, ofisial pertandingan, maupun pihak lain menghentikan tim yang sedang dalam posisi mencetak gol, wasit bisa memberikan tim tersebut gol.

3. PASAL 4 | PERALATAN PEMAIN.

Ayat 1: Pemain yang mengenakan celana dalam harus memastikan memakai warna yang senada dengan rekan setimnya. Itu juga berlaku untuk celana pendek.

Ayat 2: Pemain yang keluar lapangan untuk mengganti sepatu baru bisa masuk kembali jika sudah mendapat persetujuan wasit. Mereka tidak perlu menunggu bola keluar lapangan lebih dahulu.

4. PASAL 5 | WASIT.

Ayat 1: Wasit sudah memiliki kewenangan ketika memasuki lapangan untuk melaksanakan inspeksi pra pertandingan. Itu berarti, para pemain yang berperilaku buruk sebelum laga bisa segera diusir. Namun, kartu kuning hanya bisa diberikan saat laga sudah berjalan.

Ayat 2: Pemain yang mendapat cedera sehingga mengakibatkan pemain lain diusir tidak perlu keluar lapangan untuk mendapat perawatan.

5. PASAL 7 | DURASI PERTANDINGAN.

Kini waktu drinking break bisa ditambahkan ke dalam injury time.

6. PASAL 8 | KICKOFF DAN RESTART PERTANDINGAN.

Ayat 1: Kini bola tidak harus digulirkan ke sesama penyerang dulu saat kickoff. Cukup digulirkan setelah peluit dibunyikan.

Ayat 2: Wasit seharusnya tidak "memanufaktur" terjadinya dropped ball. Dalam arti siapa yang berhak untuk mengambil.

7. PASAL 10 | MENENTUKAN ADU PENALTI.

Ayat 1: Kini wasit tidak berwenang menentukan tempat terjadinya adu penalti. Semua itu ditentukan oleh tos koin, kondisi lapangan, maupun pertimbangan keamanan.

Ayat 2: Pemain yang memiliki jumlah pemain lebih banyak daripada tim lain saat adu penalti harus mengurangi pemain yang dianggap bisa mengeksekusi dengan baik.

8. PASAL 11 | OFFSIDE.

Ayat 1: Bahu maupun tangan kini tidak lagi menjadi pertimbangan ketika memutuskan offside.

Ayat 2: Tendangan bebas untuk offside dapat segera diambil saat pemain tersebut terkena offside.

9. PASAL 12 | PELANGGARAN.

Ayat 1: Tendangan bebas maupun penalti dapat segera diberikan saat bola dalam keadaan aktif.

Ayat 2: Setiap pelanggaran yang terjadi di dalam kotak penalti kini tidak harus diganjar dengan kartu merah. Kecuali jenis pelanggarannya adalah menyentuh bola dengan tangan, mendorong atau menarik pemain lawan, atau melakukan pelanggaran dengan sengaja.

Ayat 3: Berniat melakukan pelanggaran dapat langsung diganjar kartu merah meski kontak fisik belum dilakukan.

Ayat 4: Serangan terhadap wasit bisa diganjar free kick langsung maupun penalti.

10. PASAL 13 | TENDANGAN BEBAS.

Jika terjadi pelanggaran di luar lapangan ketika bola masih aktif, wasit bisa memberikan free kick langsung di titik terdekat di mana insiden itu terjadi. Free kick langsung bakal diberikan jika memang pelanggarannya layak untuk itu. Begitu juga dengan penalti.

11. PASAL 14 | TENDANGAN PENALTI.

Pemain yang melakukan tipuan setelah berlari (saat melakukan penalti) bakal diberi kartu kuning karena aksi tidak sportif. Begitu juga dengan kiper yang keluar dari garisnya.

12. PASAL 15 | LEMPARAN KE DALAM.

Pemain lawan yang berusaha menghalangi lemparan ke dalam bakal dihukum jika mereka berdiri sejauh 2 meter dari garis tepi lapangan.

13. PASAL 17 | SEPAK POJOK.

Laga dianggap sudah berjalan jika bola terang-terangan sudah ditendang. Itu dilakukan untuk mencegah pemain secara curang menyentuh bola dan berpura-pura tendangan belum dilakukan untuk memberikan keuntungan.



SUMBER: Jawa Pos, 31 Mei 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar