Sabtu, 20 Agustus 2016

ANIMASTER: Amaama to Inazuma; Cerita Simpel, Baper Maksimal...



 (sumber gbr: kondanshacomics.com)

Bagi orang tua, bisa membahagiakan sang buah hati adalah prestasi terbesar dalam hidup. Iya, memang, anak bakal tersenyum lebar jika mendapatkan semua yang diinginkannya. Tapi, parameter kebahagiaan anak nggak mentok pada berangkat sekolah dengan atribut bermerek plus segepok duit di dompet.

Inuzuka Kohei punya cara yang lebih simpel untuk menjaga agar senyum nggak pernah lenyap dari wajah putrinya, Tsumugi. Enam bulan menduda, Kohei menyadari betapa beratnya menjadi orang tua tunggal. Walaupun selalu berusaha terlihat ceria di depan sang papa, Tsumugi nggak se-happy yang Kohei kira.
Tsumugi yang masih terlalu belia untuk menyadari bahwa mamanya sudah tiada merindukan kehangatan khas keluarga. Makan masakan rumahan atau sekadar menyantap makan malam, bahkan yang rasanya nggak enak sekalipun, bersama orang tua. Hal yang sangat simpel, tapi sulit direalisasikan orang tua zaman sekarang, biasanya karena dalih sibuk.

Kesibukan Kohei sebagai guru bikin Kohei nggak peka situasi. Tindakan repetitif Tsumugi menyisakan makanan siap saji yang dibeli Kohei di supermarket gagal dibacanya sebagai gejala unhappy.
Kesadaran Kohei baru terketuk setelah melihat betapa antusiasnya Tsumugi saat menonton tayangan iklan pressure cooker yang bisa digunakan untuk memasak daging. Dengan polosnya, Tsumugi nyeletuk, "Pa, bisa nggak sih kita suratin mama supaya dia masakin kita yang seperti ini?"

Sejak saat itu, Kohei bertekad untuk meluangkan waktu sebanyak mungkin familiy time buat Tsumugi. Perannya bukan hanya sebagai ayah, tapi sekaligus ibu bagi bocah cantik itu. Demi menyenangkan putri kecilnya, papa yang so sweet itu terjun ke dapur dan berjuang keras untuk belajar memasak.
Pertemuan Kohei dengan Iidan Kotori yang juga kesepian di rumah mengubah segalanya. Kotori yang berasal dari keluarga broken home bagai mendapat keluarga baru. Maklum, Megumi, ibu Kotori yang supersibuk , jarang di rumah.
Berkat Kotori, Kohei bisa mengasah skill memasaknya. Berawal dari resep sederhana lama-lama hot papa ini bisa mengolah menu yang lebih kompleks. Kotori senang karena punya teman untuk makan malam bareng, sedangkan Tsumugi happy karena menikmati makanan rumahan bersama sang ayah.

Untuk membangun kedekatan, Kohei kerap mengajak Tsumugi membantu di dapur. Mulai mengeluarkan piring saji hingga menjadi asisten Kohei dalam mempersiapkan bahan makanan, semua dilakukan Tsumugi dengan senang hati.
Urusan mengisi perut itu pula yang mendekatkan Kohei dengan Kotori yang merupakan anak didiknya di sekolah. Kohei yang sabar dan penuh perhatian bak mengisi peran ayah yang sejak kecil alpa dari hidup Kotori.

Amaama to Inuzuma (Sweetness and Lightning) memang nggak menawarkan isu yang sensasional. Cerita manga karya Amagakure Gido itu sederhana, sangat down to earth. Ayah yang membesarkan putri semata wayang tanpa kehadiran ibu.
Artwork yang digoreskan Amagakure-sensei sih nggak bisa dibilang impresif karena cenderung minim detail. Kekuatan Amaama to Inuzuma justru terletak pada dialog-dialognya yang simpel, tapi bikin baper maksimal. Sejak 4 Juli lalu, kisah yang menyentuh itu diadaptasi menjadi serial anime. Yomiuri TV sudah menayangkannya sebanyak tujuh episode dari 12 yang direncanakan.


DATA MANGA & ANIME:

Mangaka: Amagakure Gido.
Terbit: Februari 2013.
Penerbit: good! Afternoon.
Jumlah tankoubon: 7 (ongoing).
Produksi anime: TMS Entertainment.
Tayang: Yomiuri TV, 4 Juli 2016.
Jumlah episode: 7 (ongoing).
Sutradara: Iwasaki Tarou.



SUMBER: Jawa Pos, 16 Agustus 2016.


Baca manganya (hanya bahasa Inggris) DISINI, DISINI, atau DISINI.
Dan unduh versi animenya DISINI, DISINI, atau DISINI.

1 komentar: