Publik Inggris tak akan melupakan tragedi Hillsborough. Sebab, tragedi di markas klub Sheffield Wednesday yang menewaskan 96 orang tersebut merupakan bencana paling mengerikan di pentas sepak bola Inggris. Nah, setelah 26 tahun, misteri yang menyelubungi tragedi itu mulai terkuak.
______________________________________________________________________________________
Ribuan suporter Liverpool menyerbu Stadion Hillsborough pada 15 April 1989 silam.(mirror.co.uk)
Some fans picked pockets of victims
Some fans urinated on the brave cops
Some fans beat up PCs giving kiss of life.
Itulah 3 kalimat yang dijadikan subjudul berita The Sun setelah insiden berdarah di Hillsborough pada 15 April 1989 silam. 3 kalimat itu berada di bawah judul headline "The Real Truth" atau kebenaran sesungguhnya.
Secara tak langsung, kata fans di situ langsung tertuju pada pendukung Liverpool. Sebab, jumlah fans The Reds yang datang ke Hillsborough dalam babak semifinal Piala FA saat itu lebih banyak ketimbang lawannya, Middlesbrough.
Nah, yang menjadi pertanyaan, benarkah tragedi paling mengerikan setelah Heysel itu terjadi karena fans Liverpool?
Semua pertanyaan media Inggris dan pihak kepolisian South Yorkshire saat itu akhirnya terbantahkan. Kemarin kepala instruktur kepolisian yang bertugas saat itu, David Duckenfield, buka suara.
Pengakuan pria yang sekarang berumur 70 tahun tersebut secara gamblang diungkapkan dalam artikel Reuters. Menurut dia, saat itu kuota buat fans The Reds hanya 14.600 tempat duduk. Tapi, ribuan suporter Liverpool tetap menyerbu masuk. Akibatnya, karena tak mampu menampung luapan suporter, Stadion Hillsborough yang berkapasitas 40 ribu tempat duduk, runtuh.
Nah, Duckenfield kemarin memberikan klarifikasi. Menurut dia, bukan fans Liverpool yang memaksa masuk, tapi gerbang stadion yang sengaja dibuka atas perintah Duckenfield.
Sementara itu, fakta yang sudah ditampilkan ke publik, termasuk yang dilaporkan ke FA dan pemerintah Inggris, saat itu sudah direkayasa. Ada beberapa bagian dan rekaman CCTV yang sengaja di edit. Tujuannya, mengambing-hitamkan fans Liverpool.
Duckenfield merasa tak tahan menyimpan dosa besar itu selama 26 tahun. "Semua fans Liverpool tahu bahwa kamilah yang telah membuka pintu stadion. Saya akui, itu adalah kesalahan terbesar saya," tuturnya kepada The Guardian dalam persidangannya di Warrington.
Bukan hanya itu, setelah melihat jatuhnya banyak korban, ada instruksi nyeleneh yang dia keluarkan. Bukannya mengontak semua unit kepolisian untuk mengerahkan mobil ambulans, Duckenfield malah memanggil unit anjing polisi. Itu diakuinya sebagai suatu kesalahan terbesar. Rapatnya Duckenfield menyimpan rahasia besar itu berdampak pada dirinya sendiri, dia merasa stres dan trauma.
SUMBER : Jawa Pos, 15 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar