Pada
suatu malam, ferdi terbangun karena ingin buang air kecil. Perlahan ia bangkit
dari tempat tidurnya. Sambil mengusap-usap matanya, ia berjalan menuju ke kamar
mandi di belakang. Ia berjalan perlahan sekali karena semua lampu tak ada yang
menyala. Hanya cahaya remang-remang dari lampu di luar rumah yang masuk ke
dalam melalui jendela.
Sepi
sekali malam itu. Hanya suara jengkerik di kejauhan saja yang terdengar. Angin
pun bertiup semilir perlahan. Ferdi menjadi agak takut karena suasana ini. tapi
ia tetap harus ke belakang. Sesekali ia menoleh ke arah belakang, khawatir ada
yang mengikuti. Ia melihat ke segala penjuru dengan was-was. Langit-langit,
kalender, kursi dan meja, semuanya tampak menyeramkan.
Belum
sampai di kamar mandi, tiba-tiba Ferdi mendengar suara yang aneh di lantai
tempat ia berdiri. Ia pun merasa kakinya mengenai sesuatu cairan yang hangat.
“Tidak mungkin! Di lantai ini tak mungkin ada sesuatu apapun yang hangat.
Lantai ini seharusnya dingin! Dan sama sekali tidak hangat!” Pikir Ferdi. Ia
memejamkan matanya rapat-rapat dan berhenti berjalan. ingin rasanya ia
berteriak karena takut. Ia mulai membayangkan hantu yang paling menyeramkan,
yang tak punya mata dan hidung. Hanya mulutnya yang tertawa menyeramkan. Atau hantu
tanpa badan, hanya kepalanya saja, yang melayang kesana-kemari. Atau….???
Gemetaran seluruh tubuh Ferdi membayangkan semua itu. Rasanya Ferdi ingin
menangis, ia takut sekali. Ada apa di lantai tempatnya berdiri. Kenapa jadi
terasa hangat. O la la ternyata lantainya itu hangat dan basah karena Ferdi
tadi sudah ngompol di celana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar