Senin, 16 Februari 2015

Teropong IPTEK : IKHTISAR SEJARAH PENEMUAN KERTAS, SENI ILUSTRASI DAN TEKNIK MENCETAK; BAB I (Bagian Pertama)





MESIR

|
|
|


Tulisan Bangsa Mesir.

Bangsa Mesir yang menghuni benua Afrika bagian utara terkenal karena pernah memiliki kebudayaan yang sangat tinggi. Bangsa ini telah memperlihatkan kepada kita suatu bentuk tulisan bernilai tinggi, terdiri dari susunan gambar-gambar yang memenuhi kebutuhan untuk menyatakan pemikiran tentang apa-apa yang ditemukan dalam kata-kata yang digambar itu. Dan dengan begitu cara untuk penyampaian "pemberitahuan" dapat dicapai.

Sejak 3000 tahun sebelum Masehi, telah ada tulisan-tulisan yang terdiri dari susunan gambar-gambar yang dipahatkan pada dinding-dinding batu bangunan-bangunan dan karena tulisan-tulisan itu berintikan pengertian keagamaan, maka tulisan itu disebut Hieroglyph (tanda suci). Tulisan Mesir yang terdiri dari susunan gambar-gambar itu disebut tulisan "ideoogram" (kata-kata), yang membayangkan kata-kata melalui susunan gambar-gambar, sebagaimana juga tulisan bangsa Azteken (Meksiko), tulisan Asyria-Babilonia yang disebut Tulisan Paku dan Tulisan Tiongkok yang belum mencapai perkembangannya.

Tanda-tanda tulisan Hieroglyph yang ditemukan dalam 3000 macam tanda, memungkinkan cara menulis yang lebih lancar dengan menggunakan bahan tulis yang lebih baik. Dengan begitu berkembanglah tulisan Hieratis atau tulisan "Pemuka Agama". Perkembangan selanjutnya dari tanda-tanda tulisan Hieroglyph membentuk tulisan Demotis (tulisan rakyat), yang lebih ringkas dan sederhana. Tulisan Demotis biasanya digunakan untuk menulis surat-surat, kontrak-kontrak di kalangan rakyat.


Alpabet Hieroglyph.

Tulisan Hieratic

Contoh Tulisan Demotis


Buku-buku dalam bentuk gulungan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang meninggal dunia disertai ilustrasi-ilustrasi, dan disertakan ke dalam makamnya.
Penemuan Batu Rosetta (1799), sewaktu serbuan Napoleon Bonaporte ke Afrika Utara, menjadi kunci pembuka tulisan Hieroglyph. Di atas batu ini ternyata terdapat tulisan Hieroglyph yang sama, yang tersusun dari atas ke bawah tulisan Demotis dan Yunani. Champollion, ahli bahasa berkebangsaan Perancis dan Thomas Yong yang berkebangsaan Inggris, berhasil menyingkapkan rahasia tulisan Hieroglyph tersebut setelah menyelidikinya selama bertahun-tahun.

Batu Rosetta
Tulisan Sinai.
Tulisan Sinai merupakan rantai antara Hieroglyph dan alfabet Phunesia, ialah dasar dari alfabet yang kita kenal sekarang, ditemukan dalam 16 inskripsi (tulisan) di tahun 1905 di reruntuhan sebuah kuil yang dipersembahkan kepada Dewi Mesir, Hathor, di semenanjung Sinai (Mesir) kurang lebih 2000 tahun sebelum Masehi. Di antara 150 tanda dalam inskripsi tersebut, terbukti ada 24 buah yang mempunyai persamaan yang membuktikan alfabet itu berasal dari tanda-tanda Hieroglyph. Sebuah penemuan di Byblos, daerah bangsa Phunesia bermukim, memperlihatkan kepada kita alfabet Phunesia yang mungkin diambil oleh orang Phunesia dari tulisan Sinai. Bentuk-bentuk huruf yang terpisah, terbentuk dari tanda-tanda Hieroglyph yang memberi pengertian tertentu; bunyi pertama dari kata ini menjadi pengertian dari tanda huruf (aleph menjadi a (berarti: lembu), b (berarti rumah), dan lain-lain).

Sistem alfabet Tulisan Sinai


Tulisan Paku

Dari peninggalan kebudayaan bangsa yang termasuk tertua, ialaha bangsa Asyria-Babilonia, masih dapat dijumpai blok-blok tanah liat yang telah dikeraskan melalui pembakaran di atas yang mana dicukil tanda-tanda tulisan yang merupakan susunan paku-paku yang disebut "Tulisan Paku". Bahkan blok-blok tanah liat yang bercukilkan tanda-tanda tulisan Paku itu merupakan perpustakaan tersendiri di Nineve. Dari tanda-tanda tulisan Paku itu tidak hanya dapat dipelajari tentang agama di negeri tersebut, melainkan juga memperlihatkan, betapa pentingnya literatur yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Penghuni asal dari daerah-daerah tersebut yang disebut Sumeria, rupanya telah mempergunakan tulisan gambar semenjak 4000 tahun sebelum Masehi.
Mereka telah mengubah tulisan gambar tersebut menjadi tulisan yang lebih sederhana, yaitu tanda-tanda yang berbentuk paku yang mereka ambil dari bangsa Semit-Babilonia. Tulisan Paku yang sangat rumit ini, hanya sebagian yang dapat diungkapkan, yaitu suatu tulisan kata dan suku kata yang terdiri dari kombinasi susunan gambar-gambar yang berbentuk paku. Berlawanan dengan Hieroglyph asli, tulisan Tiongkok dan belakangan Phunesia dari Semitis, tulisan Paku ditulis dari kiri ke kanan. Karena sering timbul perpindahan penduduk dan perang, tulisan Paku dari Mesopotamia berhasil menyebar dengan pesat dan dalam jangka waktu yang sangat lama dipergunakan oleh bangsa lain.

Tabel Alfabet Tulisan Paku

Bangsa Phunesia

Bangsa Phunesia kurang lebih 2000 tahun sebelum Masehi, bermukim di daerah kecil, Byblos, yang berada di daerah laut Tengah, di sebelah utara Palestina. Bangsa Semit ini adalah bangsa pelaut dan pedagang. Kebudayaan mereka tidak begitu penting. Jiwa petualangnya sangat besar dan karena keberaniannya itu, mereka banyak berhubungan dengan peradaban yang lebih maju dan dengan begitu memperkaya kebudayaan negeri mereka. Jiwa petualangan mereka itu terbukti dari penjelajahan mereka ke seluruh laut Tengah dan membentuk jajah-jajahan di Afrika Utara dan Spanyol Selatan. Bahkan mereka sampai juga ke Kepulauan Sisilia, Italia.

Peta Perang Punisia Pertama

Tulisan mereka yang antara lain mempunyai bentuk Aramis (kemudian huruf empat persegi Yahudi), Suriah, Arab dan Sansekerta dapat mempengaruhi tanda-tanda huruf mereka yang berjumlah 22 buah. Pada mereka kita juga menemukan satu deretan angka yang dipakai dari 1 sampai 9. Seperti juga tulisan Yahudi ialah alfabet Semit-Phunesia, merupakan alfabet konsonan (huruf mati). Sistem ini akan dapat menimbulkan kekacauan dalam pengertiannya.

Tabel Alfabet Bangsa Phunesia

Tulisan Bangsa Yunani dan Romawi
Di antara bangsa-bangsa Barat, bangsa Yunani-lah yang pertama mempunyai tanda-tanda tulisan sendiri, yang berasal dari bangsa Phunesia, yang ditambahkan dengan beberapa tanda lagi, sehingga merupakan alfabet yang sempurna. Bangsa Yunani kemudian menyederhanakan tanda-tanda tulisan mereka.
Bangsa Yunani mengajarkan seni menulis itu kepada bangsa Romawi, yang sangat menguntungkan bagi bangsa-bangsa yang berada di bawah pemerintahan bangsa Romawi, yang terkenal dengan perkembangan pengetahuan mereka di bidang kesusteraan dan lain-lain.

Perubahan Sistem Alfabetikal Bangsa Phunesia, Yunani dan Romawi

Terbentuknya Sistem Alfabet
Dengan adanya tanda-tanda tulisan tersebut di atas, timbullah buku-buku tertulis (dalam bentuk gulungan). Lambat-laun bentuk tanda-tanda tulisan tersebut menjadi lebih sederhana, dan setelah mengalami berbagai perubahan, akhirnya terbentuklah huruf sebagaimana yang kita kenal sekarang.
Umpamanya peralihan bentuk tanda-tanda tulisan Mesir, Hieroglyph, ketulisan Sinai (permulaan adanya alfabet 24 huruf, kurang lebih 2000 sebelum Masehi) dan Phunesia (alfabet 22 huruf), dan kemudian ke bentuk huruf Yunani (alfabet Yunani 24 huruf, kurang lebih 1000 sebelum Masehi), huruf Latin/Romawi (alfabet 21 huruf, kurang lebih 500 sebelum Masehi) dan huruf Gotik, kurang lebih tahun 1200-1500 sebelum Masehi.

BERSAMBUNG...

Sumber artikel : buku IKHTISAR SEJARAH PENEMUAN KERTAS, SENI ILUSTRASI DAN TEKNIK MENCETAK, oleh Baharudin M,S. Penerbit Bahtera Jaya - Jakarta, tahun 1987. Hak cipta yang dilindungi undang-undang pada : Pengarang.
Sumber gambar ilustrasi : Wikipedia Indonesia, Cengage.com, Virtual-egypt.com, Gospelgo.com, biblearcheology.org, ancient.eu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar