Klub-klub Liga Indonesia yang sulit membayar gaji pemain mungkin bisa meniru kiat FC Chernomorets Odessa. Klub Liga Primer Ukraina itu punya kiat untuk mengatasi kendala gaji tanpa menimbulkan gejolak. Bagaimana caranya?
__________________________________________________________________________________
Para pemain FC Chernomorets ketika tampil di ajang Europe League.(uefa.com)
Franck Dja Djedje. Itulah pemain terakhir yang didatangkan FC Chernomorets Odessa. Proses transfer Dja Djedje terjadi dua tahun lalu. Setelah itu, semua pemain baru yang masuk hanya berstatus free transfer. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Chernomorets tengah menghadapi krisis finansial. Tim yang ditangani Oleksandr Babych itu memang belum membayar gaji pemain sejak awal musim. Bahkan saat Liga Primer Ukrania tinggal menyisakan 10 pertandingan, Chernomorets tidak punya cadangan dana yang memadai untuk pos gaji pemain.
Karena tak ingin terkena sanksi pengurangan poin dari federasi sepak bola Ukraina (FFU) serta UEFA, tim yang saat ini menempati peringkat ke-11 klasemen sementara itu langsung mencari solusi.
Hasilnya? Mereka siap memberikan rumah mewah di tepi pantai buat pengganti gaji pemain. Janji yang diberikan petinggi Chernomorets tersebut bukan sekedar bualan. Dalam beritanya, Daily Mail menunjukkan betapa mewahnya rumah yang menjadi pengganti gaji bulanan sejak awal musim atau sejak 25 Juli lalu tersebut.
Janji itu diungkapkan General Manager (GM) Chernomorets, Sergey Kernitskiy. "Kami menawarkan beberapa rumah dan properti real estate di dekat lau kepada pemain. Tujuannya, pengganti tunggakan gaji," ujar Kernitskiy.
Salah satu contoh rumah yang ditawarkan untuk pengganti gaji pemain, yang tertunggak.(dailymail.com)
Dia mengungkapkan harga satu rumah elit tersebut bisa mencapai GBP 67 ribu (sekitar Rp 1,2 miliar). Namun, Kernitskiy tidak memerinci total tunggakan yang harus dibayar kepada Dmytro Grechyshkin dkk. Dia juga tidak menjelaskan detail sistem kepemilikan dan status rumah mewah itu. Apakah merupakan aset Chernomorets atau memang sengaja dibeli petinggi Chernomorets.
Dia hanya menyebutkan, gaji bulanan tertinggi di klub tersebut GBP 7 ribu (Rp 132 juta) dan terendah GBP 2 ribu (Rp 37,8 juta). Nah, gaji itu tertunggak sejak awal kompetisi. Artinya, apabila dihitung, sampai saat ini sudah sembilan bulan gaji pemain tertunggak.
Kalau kompetisi berakhir Mei mendatang, berarti nominal gaji yang tertunggak selama 10 bulan untuk pemain dengan bayaran tertinggi adalah GBP 70 ribu (sekitar Rp 1,32 miliar) dan pemain dengan bayaran terendah mencapai GBP 20 ribu (Rp 378 juta).
Artinya, nilai properti yang tawarkan manajemen untuk pengganti gaji tertinggi masih lebih rendah, tapi jauh lebih besar untuk pemain dengan gaji rata-rata atau yang terendah.
Sebenarnya, bukan gaji 23 pemain Chernomorets dalam Liga Primer Ukraina musim ini saja yang tertunggak. Banyak gaji pemain yang sudah memilih hengkang dengan status bebas transfer pada musim-musim sebelumnya yang juga belum dilunasi.
"Kami akui, kami masih mempunyai tunggakan gaji kepada beberapa pemain top kami yang sudah hengkang musim-musim sebelumnya. Kami mulai dari cara ini (mengganti dengan rumah, Red) untuk mengurangi beban itu supaya kami tidak terdegradasi karena persoalan ini," tuturnya.
Menurut dia, kondisi keuangan semakin meredup sejak mereka dilarang bermain di kandang sendiri, Chernomorets Stadium, Odessa. Kondisi keamanan yang buruk menjadi alasannya. Karena itu, semua pertandingan yang tersisa harus dimainkan di Kiev sehingga mereka tidak mendapatkan pemasukan dari tiket penonton. (ren/c5/bas)
Sumber : Jawa Pos, 11 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar