Sabtu, 15 Agustus 2015

CINEMOVIES : INSIDE OUT; Menguak Serba-Serbi Emosi Dalam Otak...

RATING : 8,6 (IMDB); 9 (Rotten Tomatoes)



(insidetherockposterframe.blogspot.com)

Tanpa disadari, emosi manusia sering kali meluap tanpa alasan. Misalnya, rasa bahagia, sedih, marah, jijik, dan takut. Namun, kali ini Pixar, anak perusahaan Walt Disney Studios, akan mewujudkan lima emosi dalam diri manusia menjadi tokoh utama lewat film Inside Out. Lima perasaan itu adalah Joy (Amy Poehler), Fear (Bill Hader), Anger (Lewis Black), Disgust (Mindy Kaling), dan Sadness (Phyllis Smith). Mereka tinggal di otak yang bernama Headquarters dan merupakan pusat kendali pikiran Riley (Kaitlyn Dias), anak perempuan berusia 11 tahun.
Lima emosi itu mengalami konflik saat membimbing Riley yang harus pindah dari desa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru di kota San Fransisko mengikuti kedua orang tuanya. Joy berusaha mencari cara yang terbaik untuk menghentikan perseteruan lima perasaan itu dan mau bersatu membantu Riley untuk menghadapi kehidupan baru.

Dengan menggaet lima komedian ternama sebagai pengisi suara dalam pikiran Riley, Inside Out sukses menggabungkan komedi hingga emotional intelligence secara bersamaan dengan konsep yang cerdas. Bahkan, film yang disutradarai Pete Docter dan Ronaldo Del Carmen itu digadang-gadang bakal menjadi Best Movie of The Year.
Sang sutradara, Pete Docter menyatakan, ide membuat lima karakter emosional tersebut timbul karena melihat anak perempuannya yang beranjak ke fase puber. "Dia anak yang sangat bersemangat dan aktif. Tapi, saat menginjak usia 11 tahun, dia jadi lebih pendiam," cerita Pete dilansir dari Variety.

Pengalaman emosional sang sutradara tersebut diakui Amy Poehler, pengisi suara Joy, sebagai hal yang sangat positif. Di film itu, dia sekaligus belajar dan mengetahui emosi anak yang timbul saat menginjak pubertas. "Sangat menyenangkan dapat terlibat dalam konflik batin anak kecil. Pete sangat cerdas membuat lima karakter emosi itu. Anakku juga berumur 9 tahun dan rasanya lebih sering berada di mood Anger. Pikiran mereka benar-benar berada di dunia yang tidak kita kenal," tutur Poehler kepada Pop Sugar.

Bukan hanya itu, Poehler juga menyatakan selalu penasaran dengan apa yang terjadi dalam pikiran anak perempuan dan laki-laki ketika berusia 11 tahun. Kepada Business Insider, Ronaldo Del Carmen yang juga sutradara film tersebut menjelaskan, dirinya dan Pete menciptakan dunia yang memang tidak ada sebelumnya. Ya, dunia pikiran anak-anak. "Seperti apa bentuk pikiranmu? Dalam film ini, kami memvisualisasikan sistem pikiran dalam lima karakter itu serta berbagai proses yang terjadi dan terlibat di pikiran maupun otak mereka," tutur Carmen.

Awalnya, setting film tersebut bakal dibuat hanya dalam angan-angan karakter Riley, namun harus berubah saat berada dalam kepala Riley yang lebih kompleks. Perubahan itu membuat apa yang dirasakan di kepala Riley dapat dilihat melalui matanya. Otak Riley sekaligus bisa menampilkan beberapa hal abstrak. Misalnya, plot karakter Disgust yang dapat menghindarkan tubuh dari racun, Anger yang melindungi Riley dari kecurangan, atau Joy yang wajib mengisi perasaan Riley di lingkungan baru.

Kesuksesan Inside Out yang meraih omzet worldwide sekitar USD 635,5 juta tidak lepas dari timing yang pas. Inside Out juga mendapat review positif selama pemutaran perdana di Festival Film Cannes seperti kesuksesan film-film jebolan Pixar sebelumnya, yaitu Toy Story, Up, Monster Inc, Cars, Nemo dan Wall-E. Film Inside Out berhasil menyeimbangkan cerita petualangan yang seru, lucu, pintar, serta komedi yang dapat mengedukasi anak kecil hingga orang dewasa.


BEHIND THE CHARACTERS.

Penciptaan lima karakter emosi dalam Inside Out tidak terlepas dari riset yang dilakukan Pete Docter, sang sutradara. Bagi Docter, menyuguhkan hal abstrak berupa emosi menjadi suatu tokoh punya tantangan tersendiri. Karena itu, dia banyak berkonsultasi kepada para ahli psikologi dari University of Berkeley, Amerika Serikat. Pengembangan visual selama 5,5 tahun membuat penggambaran lima karakter tersebut memiliki unsur sains, berkarakter kuat, dan seolah tanpa cacat.

JOY.

Docter membuat karakter Joy menjadi seorang perempuan. Pemilihan gender tersebut beralasan karena karakter Joy mendominasi sifat Riley. Joy digambarkan memiliki cahaya yang lebih cerah daripada karakter emosi lainnya. "Kami ingin Joy memiliki perbedaan yang sangat kontras, seperti terlihat sangat menyenangkan," ujar Docter, dilansir dari USA Today. Karakter Joy terinspirasi dari karakter peri imut Tinker Bell yang berbaju hijau. Namun, agar berbeda, Joy memiliki rambut biru. Pengembangan karakter Joy membutuhkan waktu tiga tahun.
(sumber foto: entertainmentstore.com.au)



ANGER.

Sejak awal Docter memiliki gambaran karakter Anger menjadi sebuah balok. Dengan garis yang tegas dan memiliki alis yang menjadikannya terkesan pemarah. Seiring perkembangannya, karakter Anger ditambahi pakaian formal yang membuatnya terlihat tidak nyaman. "Kami hanya ingin membuatnya selalu merasa tidak nyaman, selalu memendam perasaan, dan siap untuk meledak," terang Lozano, art director Inside Out.
(foto: mashable.com)








FEAR.

Karakter Fear terinspirasi dari rupa aktor komedian Don Knotts yang memiliki mata lebar. Alasannya, mata yang terbuka lebar adalah ekspresi kebanyakan dari manusia jika mengalami ketakutan. Pada proses pembuatan karakter, Docter menginginkan karakter Surprise yang lucu dengan pakaian sekolah jadul. Namun, pakaian tersebut berakhir dikenakan Fear.
(sumber gambar: entertainmentstore.com.au)






DISGUST.

Meskipun bernama "disgust" alias rasa jijik, karakter tersebut dibuat menjadi seorang perempuan cantik, up-to-date, namun sangat berhati-hati dan gampang menghakimi. Emosi jijik dari manusia berkembang dari kebutuhan emosi untuk menghindari makanan (picky). Karena itu, karakter Disgust diwujudkan dengan warna hijau pada tubuhnya.
(gambar: nocookie.net)








SADNESS.

Sering kali warna biru diidentikkan dengan kesedihan, rapuh, tenang, dan sejenisnya. Karena itu, karakter Sadness disimbolkan dengan warna biru. Tubuh dan rambutnya memiliki bentuk seperti air. "Karakter ini seperti air terjun yang turun," kata Docter. Di dalam cerita, karakter Sadness yang membuat Riley merasa nyaman disimbolkan dengan sweter yang dikenakannya. "Awalnya aku memikirkan kita menginginkan piyama ketika kamu bersedih. Tapi, untuk menggantikannya dengan yang lebih nyaman, kami memakai sweter berbahan wol," ujar Lozano. Kalau dilihat dari belakang, siluet tubuh Sadness ini mirip dengan tetesan air mata. (sumber gambar: entertainmentstore.com.au)







TRAILER-NYA:



DATA FILM :

Sutradara : Pete Docter, Ronaldo Del Carmen.
Produser : Jonas Rivera.
Penulis : Pete Docter, Ronaldo Del Carmen.
Pemain : Amy Poehler, Phyllis Smith, Bill Hader, Lewis Black, Mindy Kaling, Kaitlyn Dias.
Musik : Michael Giacchino.
Distributor : Walt Disney Studios.
Produksi : Pixar Animation Studios, Walt Disney Pictures.
Rilis : 19 Agustus 2015.
Durasi : 94 menit.




TAHUKAH KAMU?

- Penggarapan film ini melibatkan 45 animator, hanya separo jika dibandingkan dengan jumlah animator yang terlibat dalam film karya Pixar sebelumnya.

- Butuh waktu satu minggu untuk memproduksi scne selama tiga detik dari film Inside Out.

- Awalnya, sang sutradara merencanakan membuat enam karakter, dengan tambahan satu karakter Surprise. Namun, sang sutradara merasa bahwa karakter tersebut terlalu banyak dan dinilai kurang komersial secara marketing. Hingga akhirnya hanya dikerucutkan menjadi lima karakter. Si Surprise pun dileburkan dalam karakter Fear.

- Butuh biaya besar dan waktu sekitar delapan bulan untuk mewujudkan efek sparkling pada satu karakter. Tapi, saat proving, Chief Pixar, John Lasseter menganggap hal itu keren dan meminta efek gemerlap tersebut diterapkan pada seluruh karakter. Alhasil, bujet produksi jadi membengkak hebat.



SUMBER : Jawa Pos, 14 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar