TRAILER-NYA:
Posisi Deadpool (2016) dalam box office, tampaknya akan terancam oleh film mitologi Mesir garapan Alex Proyas. Sebab, meski sukses meraih pendapatan USD 493 juta pada minggu ketiga, film anti superhero Marvel itu mengalami penurunan pendapatan hingga 57,4 persen pada minggu kedua. Penurunan itu membuat pemerhati film meramalkan Deadpool tidak sejaya Star Wars: Episode VII - The Force Awakens (2015), yang bertahan hingga minggu ke-10 dengan penurunan kurang dari 50 persen.
Lalu, kenapa Gods of Egypt bisa mengancam Deadpool? Film berdurasi 127 menit tersebut merupakan anadalan Lionsgate setelah sukses dengan franchise Hunger Games. Jadi, bisa dibilang Lionsgate put all its heart out dalam menggarapnya. "Ketika menghabiskan USD 140 juta untuk sebuah film, kamu tidak hanya menginginkan sebuah film, tapi juga trilogi," tutur Jeff Bock, senior box office analysist, pada Los Angeles Times.
Sayangnya, berdasar review pada prerelease audience surveys, film itu diprediksi hanya meraih USD 15 juta saat opening hari ini. Manyikapi hal tersebut, Lionsgate selaku distributor menyatakan telah membatasi risiko kerugian hingga kurang dari USD 10 juta dengan preselling foreign rights dan mengambil keuntungan dari keringanan pajak di Australia, tempat film tersebut dibuat.
Gods of Egypt bercerita tentang perebutan kekuasaan antara Horus (Nikolaj Waldau) dan Set (Gerald Butler), seorang dewa kegelapan. Kekalahan Horus mengakibatkan Mesir yang damai berubah kelam dengan perbudakan. Di sisi lain, seorang bernama Bek (Brenton Thwaites) ingin merebut kembali takhta Horus dan menyelamatkan gadis yang dicintainya. Konflik pun memuncak saat pemberontakan dilakukan demi menggulingkan dewa Set.
Memerankan tkokh mitologi Mesir bukanlah hal baru bagi Butler. Sebelumnya, dia berkali-kali memerankan tokoh serupa seperti dalam 300 (2007) dan 300: Rise of An Empire (2014). "Sebenarnya, aku ingin peran berbeda. Tapi, ada semacam godaan yang membuatku ingin menyelami dunia ini lagi. Sejak kecil, aku terpesona dengan cerita mitologi," kata Butler dikutip dari Strait Times.
Dianggap memiliki cerita yang mirip Exodus: Gods and Kings (2014), visual effect film itu jauh lebih heboh, khususnya untuk adegan pertempuran dan penyempurnaan sosok para dewa. Meski begitu, pertempuran yang dilakukan tetaplah nyata. Kepala Butler bahkan sempat berdarah saat syuting adegan tersebut. "Karena kamu tahu, kamu sedang membuat sesuatu yang akan dikenang," jelasnya kepada The Straits Times tentang keseriusannya melakoni koreografi pertempuran.
Sementara itu, kritik mengenai isu whitewashing tetap berlanjut di antara para kritikus film. Dengan seting ala Mesir, Lionsgate dinilai gagal memilih aktor yang didominasi para kulit putih. Pada November tahun lalu, Lionsgate dan Proyas meminta maaf atas isu yang dinilai rasial tersebut. "Proses kasting memiliki banyak penilaian yang kompleks. Saya minta maaf kepada siapa pun yang merasa keberatan," ujar Proyas dikutip dari The Wrap.
DATA FILM:
Sutradara: Alex Proyas.
Produser: Basil Iwanyk, Alex Proyas, Topher Dow, Stephen Jones, Kent Kubena.
Pemain: Gerard Butler, Nikolaj Coster Waldau, Elodie Yung, Abbey Lee, Courtney Eaton, Brenton Thwaites, Geoffrey Rush, Chadwick Boseman.
Penulis cerita: Matt Sazama, Burk Sharpless.
Penata musik: Marco Beltrami.
Sinematografer: Peter Manzies Jr.
Editor Film: Richard Learoyd.
Produksi: Summit Entertainment, Thunder Road Pictures, Mystery Clock Cinema, Pyramania.
Distributor: Lionsgate (AS).
Rilis: 26 Februari 2016.
Durasi: 127 menit.
SUMBER: Jawa Pos, 26 Februari 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar