Pekan depan The Conjuring 2 siap menghantui para penontonnya. Nuansa mencekam tetap "dipelihara" dengan baik oleh James Wan, sang sutradara.
________________________________________________________________________________________________________
(sumber gbr: hollywoodreporter.com)
Dengan tangan dinginnya, James Wan, 39, sukses membuat bulu kuduk penonton kemabli merinding. Kiprah pria keturunan Malaysia-Tionghoa itu di genre horor diawali dari Saw. Film yang debut di Festival Film Internasional Sundance 2004 tersebut mendapat tanggapan baik, lantas "beranak-pinak" menjadi enam film. Saw juga menjadi pionir film horor thriller yang cukup mengejutkan mata kala itu. Di sekuelnya, Wan menjabat produser eksekutif, bukan lagi sutradara.
Sukses dengan franchise Saw, Wan kembali mengawali film franchise Insidious pada 2010. Sama dengan film sebelumnya, Insidious melakoni debut di Festival Film Toronto. Bedanya, kali ini sutradara berkebangsaan Australia itu memilih memproduksinya secara indie.
Namun, idenya tetap menjalankan Insidious secara indie mengalami "kegagalan" yang cukup manis. Film itu batal indie. Empat jam pasca pemutaran perdana di Toronto, pihak Sony Pictures menghubungi Wan. "Pukul lima atau enam pagi, kami sepakat. Kontraknya untuk tujuh film," ujarnya. Meski demikian, dia enggan menyebutkan besaran kesepakatan yang ditandatanganinya enam tahun lalu itu.
Insidious belum selesai, sutradara kelahiran 2 Februari 1977 tersebut kembali memulai franchise baru bernama The Conjuring. Berbeda dengan Insidious yang mengisahkan dunia supranatural, film yang diangkat dari kisah Ed dan Lorraine Warren itu terkesan lebih klasik.
Meski telah meneken kontrak, Wan tetap menekankan idealismenya dalam film. "Mungkin kedengarannya konyol, tapi buatku, sisi artistik di film horor tetap penting," tegasnya.
Dia menjelaskan, bila dieksekusi dengan baik, film mengerikan bisa bicara banyak di ajang penghargaan. "Silence of the Lambs bisa menang film terbaik, The Exorcist masuk nominasi. Film horor yang berhasil seperti itu bisa dihitung dengan jari," imbuh Wan.
Artistik The Conjuring 2 memang layak dipuji. Kritikus Variety Owen Geilberman mengungkapkan, pengambilan gambar mampu mendukung nuansa mencekam. "Kameranya menyorot serta bergerak cepat, bergetar, dan terasa sangat nyata," tulisnya.
Sebagai pecinta film lintas genre, alumnus RMIT University tersebut tidak membatasi diri pada genre horor. Dia juga terlibat dalam produksi film lain, terutama action. Mengutip dari laman IMDb-nya, dia tercatat menyutradarai Furious 7 dan Aquaman (2018). Wan juga bakal memproduseri serial Mortal Kombat dan serial TV reboot MacGyver.
Justin Lin, produser sekaligus sutradara Fast and Furious seri pertama, kelima, dan keenam, mengungkapkan, penunjukan Wan adalah ide jenius. "Saya sangat senang Universal memilih Wan untuk melanjutkan film ini," ujar Lin sebagaimana dikutip dari Deadline. Keputusan itu memang tidak salah. Furious 7 menjadi instalasi paling sukses dengan pendapatan domestik USD 353 juta atau sekira Rp 4,7 triliun.
Di genre horor yang dia rajai pun, filmnya merupakan salah satu yang paling berhasil. Baik dari segi rating maupun pendapatan. Mayoritas rating filmnya tidak pernah di bawah 5. Sementara itu, seri pertama The Conjuring berhasil menduduki peringkat kedua film horor berpendapatan tertinggi dengan USD 318 juta atau sekira Rp 4,2 triliun. The Exorcist yang rilis pada 1973 merupakan yang tertinggi dengan pendapatan USD 441,3 juta atau sekira Rp 5,3 triliun.
FILM HOROR PILIHAN JAMES WAN.
1. JAWS.
"Karakternya banyak disukai, ceritanya sangat suspense dan fun. Seru buat ditonton." (sumber gbr: slashfilm.com)
2. POLTERGEIST.
"Saat kecil, bahkan sekarang, aku terkesima (dengan) film ini. Walau sangat mengerikan, (namun) ia membuat penasaraan." (sumber gbr: blog.coyoteproductions.co.uk)
3. THE EXORCIST.
"Ini adalah salah satu film terbaik sepanjang masa yang genrenya horor." (sumber gbr: horrorbuzz.com)
TENTANG JAMES WAN.
- Selalu memasukkan unsur boneka di tiap film karena terkesima pada film Poltergeist. "Saat film itu tayang, umurku baru sekitar 6 tahun. Boneka dan badut itu sangat mengerikan, tapi juga mengagumkan. Poltergeist adalah film yang paling menakutkan buatku."
- Sempat diprotes saat memberi judul film Insidious. "Tim produser bilang, judulnya harus lebih simpel. Insidious (sesuatu yang tersembunyi, namun menjebak) adalah kata yang jarang dipakai, tapi kedengarannya keren."
- Tidak menyukai film thriller yang menunjukkan pembunuhan sadis. "Aku memang sutradara film yang mengerikan. Tapi, aku paling tidak tahan melihat film thriller yang penuh pembunuhan berdarah-darah."
- Merupakan penggemar berat ramalan, dunia paranormal, dan hal-hal klenik lainnya. "Aku menggarap film bertema itu. Jadi, aku percaya-percaya saja. Lagi pula, hal itu cukup membantu penggarapan film."
SUMBER: Jawa Pos, 5 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar