Rabu, 19 Agustus 2015

HUMANIS : Tingkah Orang Kaya Saudi yang Membuat Jengkel Penduduk Eropa

Minyak yang melimpah membuat penduduk Arab Saudi kaya raya. Merek kerap menghabiskan kekayaannya di Eropa. Namun, kelakuan mereka yang kerap pongah membuat gerah penduduk sekitar.
_____________________________________________________________________________________________________

Kontroversial : Peta udara wilayah pantai Mirandole yang diprivatisasi oleh Raja Salman (foto bawah). Penduduk sekitar berang atas ditutupnya wilayah pantai tersebut.(sumber foto: dailymail.co.uk)
(sumber foto: republika.co.id)

Sebuah papan pengumuman terpampang di dekat pintu masuk vila milik Raja Salman dari Arab Saudi. Isinya adalah penutupan area pantai di sekitar vila di Riviera, Perancis, tersebut. Penjagaan cukup ketat pun dilakukan.
Bukan tanpa alasan vila tersebut dijaga dan area pantainya ditutup untuk umum. Raja Salman bakal berkunjung untuk berlibur. Agar tidak ada gangguan dari orang lain, area pantai dan sekitar vila disterilkan.
Raja Salman tidak datang sendiri. Dia berkunjung bersama anggota keluarganya, orang-orang terdekatnya, dan para pejabat lain. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai seribu orang. Sekitar 300 orang terdekatnya tinggal di vila tepi pantai tersebut bersamanya, sedangkan 700 orang lainnya tinggal di hotel-hotel di Cannes.
Rombongan tiba di Bandara Nice Sabtu (25/7) dengan menggunakan Boeing 747s milik Saudi Arabian Airlines. Rencananya, mereka tinggal di vila supermewah tersebut selama tiga minggu. Kedatangan rombongan Raja Salman itu disambut baik oleh para pelaku ekonomi. Terutama hotel-hotel dan pertokoan di Cannes. Sebab, biasanya orang kaya Saudi terkenal royal dan suka berbelanja. Bukan hanya itu, ratusan penduduk Saudi yang lain juga akan berdatangan ke Perancis mengikuti raja mereka untuk berlibur. "Mereka adalah orang-orang dengan daya beli yang besar," ujar Presiden Asosiasi Manajer Hotel di Cannes, Michel Chevillon.

Sayangnya, tidak semua orang berbahagia. Penutupan pantai di area vila membuat berang sejumlah pihak. Lebih dari 100 ribu orang menandatangani petisi untuk menolak penutupan pantai yang dijuluki La Mirandole tersebut.
"Kami mengingatkan bahwa zona alam ini adalah milik umum yang seharusnya bisa diakses untuk kepentingan semua orang. Baik itu penduduk, turis, warga Perancis, warga asing, maupun orang yang sekadar lewat," tulis petisi itu.
Bukan hanya penduduk lokal yang protes dan mengajukan petisi. Wali Kota Vallauris Michelle Salucki juga mengajukan protes secara tertulis kepada Presiden Perancis Francois Hollande. Penyebabnya, bawahan Raja Salman telah membangun bangunan di area pantai yang bukan wilayah mereka. Bangunan tersebut digunakan untuk menghubungkan lift langsung dari kamar Raja Salman di vila menuju pantai.

 (foto: dailymail.co.uk)
 (sumber foto: mirror.co.uk)
 (foto: exoticstreetcars.com)

Sebagian mobil-mobil milik pemuda-pemuda Timur Tengah. Tingkah mereka yang menyebalkan membuat warga Kensington dan Chelsea, muak.(sumber foto: dailymail.co.uk)

Secara terpisah, beberapa wilayah di Inggris juga dibuat pusing oleh penduduk Timur Tengah setiap tahun. Itu terjadi karena pemuda Saudi, Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab dengan mobil-mobil mewah mereka kerap berlaku seenaknya. Saat ini, dewan wilayah di Kensington dan Chelsea tengah menggodok aturan baru. Dalam aturan tersebut, pengendaa yang kebut-kebutan, maraung-raungkan mesin mobil, memutar musik keras-keras, mengklakson secara terus-menerus akan dikenai pasal kriminalitas.
Biasanya, pemuda Saudi yang kaya raya memamerkan mobil-mobil mewah seperti Lamborghini, Rolls Royce, dan Ferrari di jalanan Kensington serta Chelsea. Mereka kerap kebut-kebutan, parkir sembarangan, membunyikan klakson sembarangan, serta menyalakan mesin saat mobil tengah berhenti. Tindakan mereka kerap membuat penduduk sekitar naik pitam. Para pemuda Saudi itu biasanya berdatangan mulai pertengahan Ramadhan untuk berbelanja Lebaran. Tidak jarang, mereka tinggal untuk waktu yang cukup lama.
"Ini sudah menjadi masalah selama bertahun-tahun. Kami ingin mencari jalan keluar dari masalah ini melalui aturan perlindungan area publik (PSPO)," ujar Kepala Dewan Kensington dan Chelsea, Nick Paget-Brown.



SUMBER : Jawa Pos, 27 Juli 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar