Jumat, 23 Oktober 2015

SOCCERIOR: Jamie Vardy, Cinderella Man di Premier League Musim Ini.

Jamie Vardy tiba-tiba melejit musim ini bersama Leicester City. Dia top scorer sementara Premier League dan telah dipanggil timnas Inggris. Prestasi hebat, mengingat dia beberapa musim lalu masih bermain di kasta kedelapan.
___________________________________________________________________________________________________

Cinderella Man: Gaya selebrasi Jamie Vardy, saat menjebol gawang Manchester United musim lalu.(dailymail.co.uk)

Sesi konferensi pers saat menjalani debut bersama timnas Inggris ketika uji coba dengan Irlandia di Dublin, 4 Juni lalu, begitu dikenang Jamie Vardy. Semua media tertarik dengan perasaan dan masa lalu striker berusia 28 tahun itu.
Pemanggilan Vardy ke timnas menjadikannya sebagai pemain pertama Leicester yang menembus Three Lions sejak sekian lama. Kali terakhir, kiper Ian Walker melakukannya pada 2001.
Vardy pun menjawab dirinya begitu berterima kasih kepada masa lalunya. Ada apa memangnya? Sebab, tanpa kisah kecilnya yang dirasa begitu suram, Vardy tentu tidak akan membuat sejarah.

Semua itu terjadi 8 tahun silam, atau pada 2007, ketika dirinya masih menjadi pemain akademi Stocksbridge Park Steel. Sebuah klub yang menghuni Northern Premier League Division One South atau kasta kedelapan di liga Inggris.
Vardy muda, yang saat itu masih berusia 20 tahun, harus berurusan dengan polisi karena dianggap melakukan penyerangan terhadap sekelompok anak di sebuah kelab malam. Vardy saat itu bersikeras bahwa dirinya membela temannya yang mengalami bullying.

Dia mengaku bahwa temannya itu tunarungu sehingga menjadi bahan olok-olok anak-anak lain. Pemain 178 cm itu pun memutuskan untuk membelanya.
"Aku tidak bangga dengan itu. Namun, aku langsung membelanya, seperti yang aku lakukan kepada teman-temanku. Namun, hal itu malah membuatku bermasalah dengan polisi," ungkapnya sebagaimana dilansir Daily Mail.

Imbas dari pembelaan tersebut, Vardy pun dijatuhi vonis menjadi tahanan rumah selama beberapa waktu. Vonis itu disebut sangat berat untuk anak seusianya.
"Sangat sulit tidak bisa melakukan hal normal seperti anak usia 20 tahun pada umumnya. Pergi keluar dan membeli sesuatu," kisahnya. "Teman-temanku bisa menikmati masa mereka. Namun, aku harus terkunci di rumah. Untungnya, aku memiliki setumpuk DVD," imbuhnya.

Untungnya, pengadilan masih membolehkannya bermain bola. Namun, Vardy harus pulang sebelum pukul 18.30 seperti yang diperintah pengadilan jika dirinya tidak ingin mendapat hukuman tambahan. Ibarat kisah Cinderella yang harus pulang sebelum pukul 12 malam. Karena itu, pelatihnya saat itu, Garry Marrow, mendapatkan solusi jitu dengan tetap memainkan Vardy setidaknya selama 60 menit sehingga dirinya bisa diganti dan pulang ke rumah tepat waktu.

Pengalamannya yang sangat suram tersebut, menurut Vardy, membuatnya matang sehingga bisa menjadi seperti sekarang. Selain mendapat kesempatan membela timnas Inggris, striker yang mepersembahkan 32 gol dari 105 penampilan di liga bersama Leicester itu menjadi top scorer sementara dengan torehan 9 gol dari 9 laga (NB: dalam artikel asli, tertulis 7 gol dari 8 laga. Pertandingan versus Southampton belum dimainkan saat artikel ditulis).
"Aku mendapat berbagai kesempatan ini dan aku ingin membuktikan bahwa aku layak," ujarnya. "Yang aku inginkan hanyalah bisa berkembang sebesar yang bisa aku lakukan dan melihat ke mana aku bisa melangkah," tambah Vardy kembali.

Di sisi lain, cerita Vardy menggugah beberapa klub dari kasta rendah untuk bisa bermimpi. Sebab, Vardy delapan tahun lalu hanyalah striker biasa dari antah-berantah. Kini, sinarnya mulai merekah dengan status sebagai top skorer sementara Premier League.
"Kami tahu dia spesial. Dia selalu mempunyai gairah, begitu lapar akan gol, dan pekerja keras. Aku harap ceritanya bisa menjadi pesan bagi pemain yang ditolak klub non-liga," ujar David Bosomworth, chairman Halifax Town, yang membeli Vardy dari Stocksbridge seharga GBP 15 ribu atau sekitar Rp 335 juta, yang menjadi harga transfer pertamanya sebagaimana dilansir Daily Mail.



SUMBER: Jawa Pos, 5 Oktober 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar